Searching...
Rabu, 16 Oktober 2013

Sang sahabat di Kebun raya Bogor (Tugas bahasa indonesia 1)

Rabu, Oktober 16, 2013





Sewaktu liburan kemarin, saya beserta teman-teman saya pergi mengunjungi kebun raya bogor. Terletak di jantung kota bogor,kebun raya bogor memiliki luas 87 hektar dengan berbagai tanaman yang beraneka ragam mulai dari yang biasa dijumpai maupun yang langka. Kami pergi kesana beranggotakan 7 orang, 3 orang laki-laki dan sisanya adalah perempuan.
Untuk mencapai ke kebun raya bogor, kami bertujuh berangkat dari cimanggis pukul 9 pagi dengan mengendarai sepeda motor. Dalam perjalanan sempat kami menemui kendala kemacetan ketika mulai masuk ke kota bogor. Banyak sekali proyek-proyek pemerintah kota yang menghambat arus lalu lintas. Setelah sampai di kawasan kebun raya bogor pukul 11.30, kami kesulitan untuk mencari lahan parker karena tempat parker yang sangat minim. Akhirnya kami memutuskan untuk memarkirkan kendaraan di bogor trade mall, sebuah pusat perbelanjaan yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk kebun raya.
Saat menunggu mengantri tiket masuk, saya merasa kehausan dan bergegas mencari air minum. Tiba tiba melintas seorang pedagang air tebu. Saya pun membelinya dengan harga Rp 2000 per kantung plastik kecil. Meskipun sedikit itu sudah cukup menghilangkan dahaga saya. Setelah memasuki kebun raya melewati pintu gerbang yang terlihat megah, kami pun sempat berselisih pendapat mengenai jalur pertama yang akan kami lalui. Setelah berdiskusi sebentar akhirnya masalah itu pun selesai. Kami memutuskan untuk melalui jalur utara menuju sebuah taman yang sangat indah, dipenuhi rerumputan hijau dan gundukan-gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil. Banyak wisatawan local maupun asing berkunjung ke taman itu untuk bertamasya, berfoto, bercengkerama, bahkan ada juga yang berolahraga disana.
Selepas dari taman kami mengunjungi sebuah taman lagi, tapi ini beda, namanya rumah anggrek. Disana merupakan tempat dengan koleksi anggrek terlengkap di Indonesia. Kami pun tidak mensiasiakan momen itu untuk berfoto. Selepas asyik mengunjungi rumah anggrek, kami bergegas menuju sebuah kebun yang ditumbuhi bunga raflesia arnoldia, tapi sayangnya waktu itu bukan waktu yang tepat untuk melihat bunga raflesia itu mekar, hanya terlihat bakal bunganya saja. Itu pun cukup untuk membayar rasa penasaran kami.

Foto di Rumah anggrek


Foto di bawah pepohonan karet 

Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 15.30, itu menandakan kami harus pulang. Dalam perjalanan pulang tidak jauh berbeda dengan pada saat berangkat. Macetnya kota bogor itu tidak bisa ditolak, seperti telah menjadi sebuah rutinitas sehari-hari di masyarakat dan menjadi sebuah hal yang lumrah. Di perjalanan pulang kami mampir di tempat makan cepat saji di kawasan pemkab bogor. Di tengah guyuran hujan kami pun berteduh sambil menyantap makan malam. Kami pun juga asyik mengobrol dan bercanda tawa disana sampai-sampai akhirnya kami lupa waktu. Kami pun bergegas pulang menuju rumah masing-masing.
Itu semua adalah moment yang tak akan saya pernah lupakan, kehangatan mereka, kebodohan tingkah laku mereka merupakan suatu hal yang tidak dapat ternilai harganya. Mungkin suatu saat aka nada tempat-tempat lain yang akan kami telusuri, demi suatu persahabatan apapun kami hadapi karena kami adalah satu.

0 komentar:

Posting Komentar