Searching...
Minggu, 05 Mei 2013

Selamanya, Part 1 - Andaikan

Minggu, Mei 05, 2013


SELAMANYA

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar kata selamanya?, pasti kamu bayangkan tentang keabadian. Sesuatu yang tak akan pernah hilang dan musnah. Tapi itu tak selamanya benar, karena sebuah keabadian itu terletak pada tiap hati seseorang

Karya : Rezza Agung Pambudi










Part 1
ANDAIKAN

             Di dalam pandangan yang gelap, aku gak tau mau dibawa kemana kaki ini melangkah. Jantungku berdegup kencang layaknya sebuah genderang ditabuh. Apakah yang akan terjadi padaku?, mungkin kah hati ini mengatakan sesuatu yang tak mungkin dapat terjadi?, entahlah.., mungkin itu hanya bayangan ku saja. Tiba tiba seseorang memberi sebuah aba-aba, satu.., dua.., tiga..!! dan mengembalikan semua pandanganku, ternyata sesuatu yang tak mungkin itu benar benar terjadi. Sesuatu yang ku kira itu tak akan datang lagi. Semua itu bermula dari masa lalu yang mungkin telah aku sesali…
            Di pagi hari, Sebuah cahaya mentari masuk ke dalam kamarku yang berantakan dengan buku-buku novel kegemaranku. Tiba-tiba terdengar suara keras yang membangunkanku dari tidurku, kriiiiiingggg…!!!! Dengan mata yang sayu aku mencari sumber suara itu dan menyembunyikannya di bawah bantal. Tetapi suara itu terus menggangguku, aku pun menyerah dan mencoba mematikan sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari alarm di handphoneku, hahh.. aku kesiangan..!! ketika aku lihat layar handphone ku terlihat memo yang aku set semalam, isi memo itu adalah “tugas statistika dikumpulkan pukul 08.30 pagi”. Sementara waktu menunjukan pukul 08.10, Hah..!! raut wajahku yang tadinya masih muka-muka bantal mulai berubah menjadi raut wajah kepanikan. Aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk menuju ke kampus.
            Oh iya.., perkenalkan namaku Aira Nurmala Sari, biasa dipanggil aira. Aku adalah seorang gadis remaja berumur 19 tahun yang bercita-cita ingin menjadi penulis novel terkemuka di negri ini. Kegemaran ku yang sangat suka membaca dan menulis sebuah novel sejak aku masih duduk di bangku SMP membuat aku sangat menyukai dunia sastra. Semua Itu jauh berbeda dengan temanku yang sudah menjadi kekasihku sekarang, dia adalah Rafa alviano putra, biasa dipanggil Rafa. Dia adalah seorang remaja pria berumur 20 tahun. Menurutku dia adalah pria dengan multi talenta yang romantis. Hobinya berolahraga bola basket membuat aku jadi makin cinta kepadanya.
            Aku tinggal di sebuah kost-kostan yang tidak jauh dari kampusku “Universitas Perisai Bangsa” atau biasa disingkat UPB. Aku tidak boleh telat ke kampus dan menyerahkan tugas statistika ini ke dosen. Meskipun jarak antara kostan ku dan kampus tidak terlalu jauh, tetapi akan banyak memakan waktu di perjalanan bila aku berjalan kaki menuju ke kampus. Gak mungkin juga disaat seperti ini aku telepon Rafa buat jemput aku. Palingan dia masih asik tidur di rumahnya. Itu karena kita bedua sudah beda kelas di tingkat yang kedua ini jadi udah punya kesibukan dan jadwal kuliah yang berbeda pula. Aku berpikir berlari adalah cara yang paling efisien untuk ke kampus di saat genting seperti ini. Ketika aku menarik nafas dan menghadap kearah pintu kamar bersiap meninggalkan kosan, tiba tiba..,
            Tiba tiba terdengar suara klakson motor dari arah depan kosan, sontak aku lihat sumber suara itu dari jendela kamar. Terlihat seorang laki-laki menaiki motor. Sepertinya orang itu tidak terlihat asing olehku. Ternyata dia adalah Rafa..,  “Hei.., jangan kelamaan ngeliat aku dari jendela, ayo berangkat, kamu bilang hari ini masuk pagi?” Tanya dia. “iya..,” jawab aku, dalam hati aku sangat senang bisa mendapatkan cowok yang pengertian seperti Rafa.
            Huhh.., akhirnya sampai kampus juga. Aku bertanya kepada Rafa mengapa dia tau kalau aku masuk pagi hari ini dan buru-buru ke kampus. Ternyata aku sendiri yang memberitaunya lewat sms semalam, aku jadi malu telah menanyakan hal itu padanya.  Jadi sifat pelupa yang aku miliki ini belum juga hilang rupanya, aduh-aduh.., sambil memukul-mukul kepala dengan tangan. Karena terburu-buru masuk ke kelas, aku bergegas berpamitan pada Rafa dan berlari ke lantai 3, lantai dimana kelas statistika berada.
            Di dalam kelas, aku terus memikirkan kejadian tadi, tentang Rafa. Sampai-sampai aku tidak memperhatikan dosen yang sedang menerangkan didepan kelas. Rasanya seperti aku sedang melayang layang di angkasa. “Aira.., aira..,aira.., lo nggak apa-apa kan?” tegur temanku, dengan muka terkejut aku bilang “nggak.., nggak apa-apa kok, hehe”. Yah gitu dah kalo lagi bengong dikampus, sukanya berkhayal yang gak jelas. Dalam hati aku berkata, andaikan saja dia lagi mikirin aku, haahh.., sekarang lagi apa ya dia?
            Ahh.. akhirnya selesai juga semua mata kuliah hari ini. Oh iya.., aku baru ingat kalo aku punya janji kumpul sama sahabat-sahabatku jam 4 sore di food courst margo city. Sudah lama tak jumpa setelah kita semua pisah kelas. Sahabat yang selalu ada ketika aku senang dan sedih. Lalu aku berjalan menuju rafa yang telah menunggu aku di depan kampus. Semoga saja gak telat dari deadline nya.
            Sesampainya di sana, aku dan rafa disambut oleh para sahabat-sahabatku, sahabat-sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Aku kenalkan sahabat-sahabatku ini. Yang pertama adalah Airlangga Dino, yah.. biasa dipanggil Dino. Dia itu sifatnya sok tau tapi pintar dalam menyusun sebuah strategi. Hobinya yang gemar memainkan game virtual membuat dia dinobatkan sebagai dewanya game oleh teman-teman. Tidak ada yang bisa mengalahkannya dalam permainan game virtual apapun. Dia juga yang paling tau kalau ditanya mengenai sex, karena dia selalu rutin membaca majalah kamasutra tiap edisinya, dan itu secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan anak-anak yang lain.
            Yang kedua adalah Hadi Sucipto, biasa dipanggil Hadi. Dia itu pinter, kalem, dan suka nasihatin aku dan anak-anak kalau ada masalah. Hobinya adalah gemar mencari sebuah tantangan, kalau anak-anak biasa bilang sih “surfifle”. Bahkan dia pernah makan hanya dengan nasi dan dicampur dengan gula, apa rasanya coba? Iyewhh…,. Ya harap dimaklumilah, wajar anak kosan. Tapi gak gitu juga kali. Untungnya udah kami saranin buat makan dengan menu yang lebih baik dari gula.
            Yang ketiga adalah Livia Purnamadewi, biasa dipanggil Livia. Dia adalah satu-satunya perempuan di persahabatan kami selain aku. Hobinya adalah dance, bisa dikatakan dia sudah menjadi dancer professional. Sifatnya yang agak tomboy, dengan eyelinernya yang tebal, membuat lelaki jadi beranggapan lain kepadanya. Padahal dia adalah orang yang baik dan pengertian kepada sahabat-sahabatnya.
            Selanjutnya adalah  Hardianto Naufal, biasa dipanggil Boy. Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa dia dipanggil Boy?, itu karena dia orangnya loyo, cepet banget ngeluh kalau disuruh. Padahal sih nama panggilannya boyo, dipanggil Boy karena supaya terlihat keren dimata orang-orang. Dia itu orangnya kocak dan suka berkhayal mengenai masa depannya. Dia paling punya solusi dibandingkan Dino yang ahli strategi. Tapi sangat disayangkan, ketika dia mau PDKT sama cewek, itu lama..!!!
            Yang kelima adalah Gilang Pramudirga, biasa dipanggil Agil. Dia itu selalu memiliki ide-ide yang cemerlang, tapi sayangnya hanya sedikit yang terealisasikan. Hobinya itu Nyanyi sambil main gitar. Orangnya suka gak jelas kalo ngomong, bagaikan sebuah lirik lagu yang rumpang. Tapi kalau dia lagi nyanyi lagu galau.., saking menghayati isi lagu, kami bias menangis berjamaah gara-gara dia nyanyi.
            Dan yang terakhir adalah Fajar Ramadhan, biasa dipanggil Fajar. Kegemarannya adalah mengoleksi pernak pernik anime jepang dan idol group yang sedang booming saat ini “JKT48”. Bahkan hidupnya pun mungkin terobsesi dari sebuah anime. Namun biar begitu dia adalah orang yang berhati mulia loh.
            Nah… itu dia sahabat-sahabatku yang memiliki berbagai macam karakter, tetapi kami semua berusaha untuk saling melengkapi kekurangan satu sama lain.
            Disana aku menikmati kerinduanku pada mereka setelah sekitar 2 bulan tidak kumpul bareng. Rasanya semua beban itu lepas satu demi satu. Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari ketika nanti kami sudah memiliki jalannya masing-masing. Mungkin hari itu adalah hari yang kelak akan kami rindukan di hari nanti.
 

0 komentar:

Posting Komentar