SELAMANYA
Karya : Rezza Agung Pambudi
Part
5
Magic
of Love?
Aku pernah menganggap bahwa ini
adalah akhir dari semua, namun sahabat sahabatku berkata lain, mereka berkata “tenang
saja ra, masih ada kami disini,
sahabat-sahabat terbaikmu” ucap mereka sambil menatapku dengan penuh keyakinan.
Saat itu aku menjadi sangat terharu dan aku percaya bahwa aku dan
sahabat-sahabatku bisa membawa dia kembali.
Di sebuah malam, rafa berjalan
sendirian dan melewati taman kota, tempat yang pernah menjadi saksi kemesraan
kami berdua, dia mengingat semua kejadian itu dan bergegas meninggalkan tempat
yang pernah menjadi tempat terpenting dalam hidupnya. Ia tak ingin menjadi
semakin terluka. Ketika sudah sampai di rumah, rafa menemukan sebuah novel yang
pernah aku berikan padanya. Novel itu lagi lagi mengingatkannya tentang
masa-masa indahnya bersamaku. Kemudian dia memandangi langit malam dan
merenungi semua yang telah terjadi antara dia denganku.
Kesokkan harinya di kampus, di
kelas, awan selalu memperhatikan aku yang selalu murung. Tiba tiba ia
menghampiriku dan berusaha menyadarkanku semua tak akan berubah jika aku terus
murung. Aku menyanggahnya dengan luapan emosi padanya, “ sudah, kau jangan
perdulikan aku lagi, apa kamu belum puas sudah merenggut semua kebahagiaanku
wan, maafkan aku wan, aku mohon cukup sampai disini kau menemuiku” ucapku
sambil meninggalkannya dengan penuh air mata dan rasa bersalah. Mungkin aku
sudah berbuat terlalu berlebihan pada Awan, aku tak dapat mengontrol semua
perasaanku yang telah tertutup awan kelabu.
Saat aku cek akun twitterku, aku
kaget mengetahui Awan mengirimkan direct massage yang berisi bahwa dia bersedia
pergi meninggalkanku jika aku berjanji akan tersenyum kembali seperti dulu. Aku
tak tau apa yang aku harus katakan padanya. Sepertinya aku sudah salah pernah
mengatakan padanya agar dia berhenti menemuiku. Hah.. dunia ini memang tidak
adil ya.,
Esok harinya, tak sengaja Hadi
bertemu dengan Rafa dikampus. Mereka membicarakan tentang apa yang telah
terjadi antara aku dan Rafa. Setelah rafa menceritakan yang sebenarnya pada
Hadi, hadi memikirkan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan antara
aku dan Rafa.
Di sisi lain kampus, awan secara
tak sengaja bertemu dengan Gilang yang sedang asik mendengarkan musik di taman kampus. Dia mengetahui bahwa Gilang
adalah sahabatku, Awan meminta bantuan kepada Gilang untuk mempertemukannya
dengan Rafa, dia ingin menjelaskan semua yang telah terjadi kepada Rafa.
Akhirnya lintang bersedia membantunya dan Awan menjadi merasa senang.
Saat berjalan di lorong kampus,
awan tidak sengaja ditabrak seorang mawahasiswi yang terlihat sedang terburu
buru. Mahasiswi itu terlihat cantik dan mengenakan jilbab. Awan menjadi
terperangah sejenak melihat wanita itu. Buku buku yang dibawa wanita itu berserakan
di lantai, dan awan pun membantu wanita itu membereskan buku-buku itu. Dengan
sangat menyesal, mahasiswi itu meminta maaf kepada Awan dan langsung pergi
begitu saja. Dan ternyata masih ada sebuah buku kecil yang tertinggal disana.
Awan pun mengambilnya dan bergegas menyusul mahasiswi itu, tapi terlambat,
mahasiswi itu telah menghilang. Awan memutuskan untuk menyimpan buku itu dan
mengembalikannya suatu saat nanti.
Setelah sampai dirumahnya, awan
membuka buku milik wanita yang menabraknya di lorong tadi. Sepertinya itu
adalah sebuah diary, tak salah juga jika awan membaca sedikit isi diari itu.
Ternyata wanita itu bernama Zulfha. Setelah membaca isi diari itu, sepertinya
awan tertarik pada wanita berjilbab itu. Ia berencana akan mengembalikannya besok
jika bertemu dengan wanita itu lagi.
Keesokan harinya, Awan menunggu
wanita berjilbab itu di lorong kampus tempat kemarin mereka bertemu. Setelah
menunggu beberapa lama, akhirnya wanita itu muncul. Wanita itu menanyakan buku
diarinya yang menghilang saat kejadian kemarin kepada Awan. “emmh.., maaf apa
kamu menemukan sebuah benda semacam bu..?” Tanya wanita itu. “semacam buku
diari maksudmu? Zulfa?” jawab awan. “ah iya, tapi kenapa lo tau nama gue?”
Tanya zulfa. “ya jelas, aku mengetahui namamu dari buku diari ini” jawab Awan.
“ hah? Apa lo membacanya?” Tanya zulfa dengan wajah malu. “ya, sedikit si, Cuma
untuk tau identitas kamu sebenarnya” jawab Awan. “huhh.. tidak sopan membaca
diari orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, itu tidak baik” ucap zulfa.
“yah seharusnya kamu bersyukurlah buku itu telah aku kembalikan yang seharusnya
buku itu tak tau lagi kemana”ucap Awan.” Ya terima kasih telah mengembalikan
diari gue, semoga kita bisa bertemu lagi lain waktu, sampai nanti.” Ucap zulfa
dan bergegas pergi. “mengapa dia selalu terlihat buru-buru? Hah.. “ucap awan
dalam hati.
Setelah perkuliahan selesai, Rafa
mendapatkan pesan singkat dari Gilang. Ia disuruh menemui Gilang di taman
kampus karena sesuatu yang ingin dibicarakan. Saat mereka berdua bertemu, Gilang
menjelaskan apa yang ingin dia sampaikan pada Rafa. “fa, gue mau menyampaikan
sesuatu ke lo” ucap Lintang. “ya, tentang apa tang?”Tanya Rafa. “kemarin gue
ketemu Awan,”ucap Lintang. “apa? Awan? Maksud lo cowok yang bersama Aira waktu
itu?” Tanya awan. “iya dia, teman sekelasnya sekaligus rekan fotografinya”ucap Gilang.
“hhh.. terus kenapa dengan dia?”Tanya Rafa. “dia berpesan ke gue bawa dia ingin
bertemu lo untuk membicarakan semua yang terjadi sebenarnya kepada lo” ucap Gilang.
“apa benar?”Tanya Rafa. “benar fa, temui dia.., gue tau lo pasti bisa” ucap
Lintang sambil menyemangati Rafa. Rafa menjadi teringat dengan janji yang
pernah ia ucapkan bersamaku. Dia tersadar apa yang telah ia lakukan selama ini.
Perasaan yang telah dia kubur itu kembali menangis lagi, tapi dia akan tetap
berpegang teguh pada janji itu. “terima kasih, tang., lo itu memang sahabat
gue” ucap Rafa. “inilah yang harus dilakukan gue pada seorang sahabatnya” ucap Gilang.
Akhirnya Rafa berusaha menemui Awan.
Di kantin kampus, Fajar tak sengaja
bertemu dengan Dewi, wanita yang pernah didekati Boy. Disana mereka saling
mengobrol dan bercerita berdua. Fajar yang pernah patah hati terhadap Livia pun
mulai mengalihkan hatinya pada Dewi. Sejak saat itu mereka jadi sering berduaan
dan saling mencurahkan isi hati satu sama lain.
Hari telah berganti, sesuai dengan
pesan yang disampaikan oleh Gilang, Rafa pergi menemui Awan yang telah menunggu
di bangku dekat taman kampus. Setelah mereka saling bertemu, Awan menjelaskan
semua yang sebenarnya terjadi pada Rafa. Ia mengatakan bahwa kejadian saat itu
adalah kebodohan dia, dan bukan kesalahanku. dia yang tak bisa mengontrol
perasaannya saat itu membuat Rafa dan aku menjadi seperti ini. Dia memohon pada
rafa jangan menyalahkan semua ini padaku. Justru sebaliknya.., dia menceritakan
betapa sayangnya aku pada Rafa. Awan hanya ingin melihat aku tersenyum lagi
seperti pertama kali dia bertemu denganku. Maka ia memohon kepada rafa untuk
memaafkan kesalahannya dan kembali padaku.
Ku mencari sebuah keajaiban, dengan
berjalan dalam kegelapan tiada akhir. Jika ku tetap disini, aku hanya akan
terperangkap ke dalam masa ini. Bulan telah mengundang datangnya malam, dan aku
masih saja berharap tentang sesuatu. Dan akupun terus berteriak dalam hatiku.
Jika saja aku bisa menjadi sedikit lebih kuat lagi, aku akan terbang menelusuri
langit ini dan mengulurkan tangan untuk masa depanku yang ada disini
0 komentar:
Posting Komentar