SELAMANYA
Karya : Rezza Agung Pambudi
Part
6
SELAMANYA
Lebih tinggi, lebih tinggi.., ku
memanjangkan tanganku. Berdoa dan berdoa semoga suatu saat nanti dapat
terwujud. Perasaan tak berujungku masih saja mengikutiku, dalam hari-hariku.
Perasaan itu menggoyahkanku dan berubah bentuk lagi. Aku ingin tahu apakah aku
terlambat?, tapi tak ada jawaban di depanku. Ingin ku terbang lebih tinggi,
terbang menuju cahaya yang lembut dan ku kepakkan sayapku, Ku peluk hasratku
yang telah berkobar dalam hatiku.
Sudah hampir dua pekan aku tak lagi
menyelesaikan novelku, mungkin di akhir ceritanya akan ku buat kisah yang
menyedihkan atau bisa ku ganti tokoh utamanya menjadi seorang pengecut. Hah..
aku hanya duduk disini sambil menunggu sebuah keajaiban datang menghampiriku.
Apakah itu semua terdengar bodoh? Aku pikir tidak. Aku yakin pasti dia akan
kembali dan menepati janjinya.
Sebentar lagi adalah hari ulang
tahunku, aku yakin dia akan datang dan menepati janjinya. Aku yakin..,
Sabtu, 25 oktober 2012. Seperti biasa aku dan sahabatku yang lain
kumpul bersama di kosan Hadi. Kami berencana
untuk merayakan hari ulang tahunku dengan berjalan-jalan ke suatu tempat. Hadi
sebagai pemimpin agenda kali ini berharap kalau Rafa akan datang pada hari
ulang tahunku. Aku berharap juga begitu, tapi apakah itu mungkin? Tapi aku
percaya padanya.
Malam harinya, aku berniat
melanjutkan membuat novelku. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kosanku. Dengan
segera aku membukakan pintu, namun tak ada seorang pun yang kujumpai. Yang ada
hanyalah sebuah buku novel yang tergeletak di lantai depan pintu. Tak ada nama
pengirimnya, Sepertinya novel ini ditujukan untukku. Dan ternyata buku novel
itu adalah buku novel yang selama ini aku cari-cari karena isi ceritanya yang
menarik dan belum sempat aku mendapatkannya. Tetapi siapa yang telah memberikan
buku novel itu padaku?, apa itu Rafa? Karena hanya dia yang mengetahui novel
yang telah lama aku cari, pasti itu dia, aku yakin padamu…, “R a f a..!!”
teriak ku.
Akhirnya sampai juga di hari ulang
tahunku, semua orang yang mengenalku mengucapkan selamat padaku lewat jejaring
social, telepon, pesan singkat, dan ada pula yang datang menemuiku. Tetapi tak ada ucapan selamat
dari dia, padahal aku menantikan janjinya itu.
Sesuai dengan rencana, hari ini aku
dan sahabat-sahabatku akan pergi ke suatu tempat untuk merayakan ulang tahunku.
Aku sangat senang dengan semua itu, tetapi masih ada sesuatu yang mengganjal,
di hatiku ini.
Kami semua berkumpul di depan kosan
Hadi. Sahabat-sahabatku terlihat senang dan tak sabar menuju tempat tujuan. Boy
dan Livia berusaha membuat agar aku tersenyum. Dan yang tak kusangka, Fajar
membawa dewi ikut dengan kami. Aku menjadi iri dengan kemesraan yang mereka
ciptakan. Tetapi aku senang karena mereka juga senang. Akhirnya kami memulai
perjalanan dengan menaiki mobil milik Hadi.
Sesampainya di tempat tujuan, aku
terperangah dengan keindahan tempat itu. Disana terdapat berbagai outlet dan
resto makanan. Terdapat juga taman dan
air mancur yang indah. Selain itu ada juga sungai buatan yang dikelilingi oleh
pasar apung. Sungguh itu benar-benar tempat yang eksotis. Namun sepertinya ada
sesuatu yang kurang di benakku. Aku masih menunggu, menantikan seseorang yang
selama ini ada dalam hatiku.
Akhirnya Kami semua berkumpul untuk
memulai acara, satu persatu para sahabatku memberikan kadonya masing masing
untukku. Kado yang paling berat adalah milik dino, entah apa isinya sampai
kadonya bisa sebesar itu. Mereka juga memberi tahu bahwa ada sebuah kejutan
untukku dengan syarat matakku ditutup dengan sebuah kain.
Gelap.., gelap..!! “ucapku. Di
dalam pandangan yang gelap, aku gak tau mau dibawa kemana kaki ini melangkah.
Jantungku berdegup kencang layaknya sebuah genderang ditabuh. Apakah yang akan
terjadi padaku?, mungkin kah hati ini mengatakan sesuatu yang tak mungkin dapat
terjadi?, entahlah.., mungkin itu hanya bayangan ku saja. Tiba tiba mereka
memberi sebuah aba-aba, satu.., dua.., tiga..!! dan mengembalikan semua
pandanganku
Itulah yang aku telah alami yang
Akhirnya sampai pada saat ini. Setelah aku melepaskan penutup mata, seseorang
muncul dihadapanku. Ternyata itu adalah Rafa, iya.. itu benar dia, seseorang
yang telah aku tunggu selama ini akhirnya benar benar kembali. Dengan rasa
bahagia dan terharu, akupun langsung memeluk Rafa dengan erat. Aku tidak ingin
dia pergi lagi. Saat itu juga sahabat-sahabatku memberi ucapan selamat padaku
karena aku dan Rafa telah kembali seperti dulu. Tiba-tiba aku terkejut,
ternyata Rafa juga mengajak awan untuk datang. Awan membawa pasangannya, Zulfa.
Ternyata sejak pertama kali mereka bertemu, mereka berdua menjadi semakin
akrab. Aku pun menjadi ikut senang.
Ternyata semua kejutan ini sudah
dipersiapkan oleh mereka, akupun sangat bahagia dan tidak mampu berkata
apa-apa. Sungguh ini merupakan moment yang tak akan terlupakan dalam hidupku.
Di sungai buatan, rafa mengajakku
menaiki perahu sampan. Dari atas sampan, Rafa dan aku saling bercerita. “bun,
apa kamu merasa senang dengan semua ini?”Tanya Rafa. “aku sangat seneng banget
yah bisa berdua bersama kamu lagi” ucapku. “beneran, kalo kamu senang aku juga
ikutan senang” ucap Rafa. “emh.. yah?” ucapku dengan malu. “apa bun?” jawab
Rafa. “apa ini yang kamu maksud kado terindah yang kamu beri buat aku?”
tanyaku. “sepertinya kamu telah menyadarinya ya?,” ucap Rafa. “maksud kamu?”
tanyaku. “aku kan pernah berjanji padamu, bahwa di hari ulang tahunmu aku akan
berikan kado yang melebihi kadomu untukku dulu., dan aku gak ingin melanggar
janji itu.”ucap Rafa. “bun, maukah kamu berjanji sekali lagi denganku, untuk
saling mencintai selamanya?” Tanya Rafa padaku. “ya, janji jari kelingking kan?
Haha..” ucapku sambil tertawa bahagia. Memang cinta yang tulus hanya dimiliki
oleh cinta sejati. Mencintai bagaikan dia bernafas yang akan terhenti saat
jantungnya tak berdetak lagi. Cinta ini menyergapku dengan sepasang sayapnya
yang lembut bagaikan serpihan awan di langit.
Saat itu kami pun bersenang senang,
aku sangat bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang mengerti aku. Mereka
bagaikan cahaya yang selalu menyinari kemanapun aku pergi. Tanpa mereka,
mungkin aku tidak bisa tertawa tanpa beban, ya.., hanyalah mereka, Sahabat sejati umpama mata dan tangan, apabila mata
menangis, tangan yang akan mengusap air matanya. Aku akan berusaha melindungi
mereka dengan tanganku ini. Karena kita adalah satu dan kita akan selalu
bersama selamanya. Tamat.
0 komentar:
Posting Komentar