Searching...
Minggu, 05 Mei 2013

Selamanya, Part 6 - Selamanya

Minggu, Mei 05, 2013
SELAMANYA
Apa yang kamu pikirkan jika mendengar kata selamanya?, pasti kamu bayangkan tentang keabadian. Sesuatu yang tak akan pernah hilang dan musnah. Tapi itu tak selamanya benar, karena sebuah keabadian itu terletak pada tiap hati seseorang

Karya : Rezza Agung Pambudi









Part 6
SELAMANYA

Lebih tinggi, lebih tinggi.., ku memanjangkan tanganku. Berdoa dan berdoa semoga suatu saat nanti dapat terwujud. Perasaan tak berujungku masih saja mengikutiku, dalam hari-hariku. Perasaan itu menggoyahkanku dan berubah bentuk lagi. Aku ingin tahu apakah aku terlambat?, tapi tak ada jawaban di depanku. Ingin ku terbang lebih tinggi, terbang menuju cahaya yang lembut dan ku kepakkan sayapku, Ku peluk hasratku yang telah berkobar dalam hatiku.
Sudah hampir dua pekan aku tak lagi menyelesaikan novelku, mungkin di akhir ceritanya akan ku buat kisah yang menyedihkan atau bisa ku ganti tokoh utamanya menjadi seorang pengecut. Hah.. aku hanya duduk disini sambil menunggu sebuah keajaiban datang menghampiriku. Apakah itu semua terdengar bodoh? Aku pikir tidak. Aku yakin pasti dia akan kembali dan menepati janjinya.
Sebentar lagi adalah hari ulang tahunku, aku yakin dia akan datang dan menepati janjinya. Aku yakin..,
Sabtu, 25 oktober 2012.  Seperti biasa aku dan sahabatku yang lain kumpul bersama di kosan Hadi.  Kami berencana untuk merayakan hari ulang tahunku dengan berjalan-jalan ke suatu tempat. Hadi sebagai pemimpin agenda kali ini berharap kalau Rafa akan datang pada hari ulang tahunku. Aku berharap juga begitu, tapi apakah itu mungkin? Tapi aku percaya padanya.
Malam harinya, aku berniat melanjutkan membuat novelku. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kosanku. Dengan segera aku membukakan pintu, namun tak ada seorang pun yang kujumpai. Yang ada hanyalah sebuah buku novel yang tergeletak di lantai depan pintu. Tak ada nama pengirimnya, Sepertinya novel ini ditujukan untukku. Dan ternyata buku novel itu adalah buku novel yang selama ini aku cari-cari karena isi ceritanya yang menarik dan belum sempat aku mendapatkannya. Tetapi siapa yang telah memberikan buku novel itu padaku?, apa itu Rafa? Karena hanya dia yang mengetahui novel yang telah lama aku cari, pasti itu dia, aku yakin padamu…, “R a f a..!!” teriak ku.
Akhirnya sampai juga di hari ulang tahunku, semua orang yang mengenalku mengucapkan selamat padaku lewat jejaring social, telepon, pesan singkat, dan ada pula yang  datang menemuiku. Tetapi tak ada ucapan selamat dari dia, padahal aku menantikan janjinya itu.
Sesuai dengan rencana, hari ini aku dan sahabat-sahabatku akan pergi ke suatu tempat untuk merayakan ulang tahunku. Aku sangat senang dengan semua itu, tetapi masih ada sesuatu yang mengganjal, di hatiku ini.
Kami semua berkumpul di depan kosan Hadi. Sahabat-sahabatku terlihat senang dan tak sabar menuju tempat tujuan. Boy dan Livia berusaha membuat agar aku tersenyum. Dan yang tak kusangka, Fajar membawa dewi ikut dengan kami. Aku menjadi iri dengan kemesraan yang mereka ciptakan. Tetapi aku senang karena mereka juga senang. Akhirnya kami memulai perjalanan dengan menaiki mobil milik Hadi.
Sesampainya di tempat tujuan, aku terperangah dengan keindahan tempat itu. Disana terdapat berbagai outlet dan resto makanan. Terdapat  juga taman dan air mancur yang indah. Selain itu ada juga sungai buatan yang dikelilingi oleh pasar apung. Sungguh itu benar-benar tempat yang eksotis. Namun sepertinya ada sesuatu yang kurang di benakku. Aku masih menunggu, menantikan seseorang yang selama ini ada dalam hatiku.
Akhirnya Kami semua berkumpul untuk memulai acara, satu persatu para sahabatku memberikan kadonya masing masing untukku. Kado yang paling berat adalah milik dino, entah apa isinya sampai kadonya bisa sebesar itu. Mereka juga memberi tahu bahwa ada sebuah kejutan untukku dengan syarat matakku ditutup dengan sebuah kain.
Gelap.., gelap..!! “ucapku. Di dalam pandangan yang gelap, aku gak tau mau dibawa kemana kaki ini melangkah. Jantungku berdegup kencang layaknya sebuah genderang ditabuh. Apakah yang akan terjadi padaku?, mungkin kah hati ini mengatakan sesuatu yang tak mungkin dapat terjadi?, entahlah.., mungkin itu hanya bayangan ku saja. Tiba tiba mereka memberi sebuah aba-aba, satu.., dua.., tiga..!! dan mengembalikan semua pandanganku
Itulah yang aku telah alami yang Akhirnya sampai pada saat ini. Setelah aku melepaskan penutup mata, seseorang muncul dihadapanku. Ternyata itu adalah Rafa, iya.. itu benar dia, seseorang yang telah aku tunggu selama ini akhirnya benar benar kembali. Dengan rasa bahagia dan terharu, akupun langsung memeluk Rafa dengan erat. Aku tidak ingin dia pergi lagi. Saat itu juga sahabat-sahabatku memberi ucapan selamat padaku karena aku dan Rafa telah kembali seperti dulu. Tiba-tiba aku terkejut, ternyata Rafa juga mengajak awan untuk datang. Awan membawa pasangannya, Zulfa. Ternyata sejak pertama kali mereka bertemu, mereka berdua menjadi semakin akrab. Aku pun menjadi ikut senang.
Ternyata semua kejutan ini sudah dipersiapkan oleh mereka, akupun sangat bahagia dan tidak mampu berkata apa-apa. Sungguh ini merupakan moment yang tak akan terlupakan dalam hidupku.
Di sungai buatan, rafa mengajakku menaiki perahu sampan. Dari atas sampan, Rafa dan aku saling bercerita. “bun, apa kamu merasa senang dengan semua ini?”Tanya Rafa. “aku sangat seneng banget yah bisa berdua bersama kamu lagi” ucapku. “beneran, kalo kamu senang aku juga ikutan senang” ucap Rafa. “emh.. yah?” ucapku dengan malu. “apa bun?” jawab Rafa. “apa ini yang kamu maksud kado terindah yang kamu beri buat aku?” tanyaku. “sepertinya kamu telah menyadarinya ya?,” ucap Rafa. “maksud kamu?” tanyaku. “aku kan pernah berjanji padamu, bahwa di hari ulang tahunmu aku akan berikan kado yang melebihi kadomu untukku dulu., dan aku gak ingin melanggar janji itu.”ucap Rafa. “bun, maukah kamu berjanji sekali lagi denganku, untuk saling mencintai selamanya?” Tanya Rafa padaku. “ya, janji jari kelingking kan? Haha..” ucapku sambil tertawa bahagia. Memang cinta yang tulus hanya dimiliki oleh cinta sejati. Mencintai bagaikan dia bernafas yang akan terhenti saat jantungnya tak berdetak lagi. Cinta ini menyergapku dengan sepasang sayapnya yang lembut bagaikan serpihan awan di langit.
Saat itu kami pun bersenang senang, aku sangat bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang mengerti aku. Mereka bagaikan cahaya yang selalu menyinari kemanapun aku pergi. Tanpa mereka, mungkin aku tidak bisa tertawa tanpa beban, ya.., hanyalah mereka, Sahabat  sejati umpama mata dan tangan, apabila mata menangis, tangan yang akan mengusap air matanya. Aku akan berusaha melindungi mereka dengan tanganku ini. Karena kita adalah satu dan kita akan selalu bersama selamanya. Tamat.

0 komentar:

Posting Komentar